Biologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan kehidupan. Bagi
mereka yang sering ke lapangan dan banyak melakukan aktivitas seperti
observasi, survei, atau pun penelitian, perlu bagi mereka akan adanya
pengetahuan atau petunjuk mengenai biologi secara praktis. Apabila ilmu
biologi praktis ini dimanfaatkan secara bijaksana, maka akan memberikan
keuntungan yang tidak sedikit, apalagi dalam keadaan darurat atau
kondisi
survival, yaitu di mana kita harus dapat mempertahankan diri/tetap hidup.
Mampu tidaknya mengatasi keadaan
survival tersebut tergantung sepenuhnya pada tiga aspek yaitu
mental,
pengetahuan, dan
peralatan. Untuk mengatasi masalah mental, kita dapat berpegang pada kunci singkatan dari kata
survival itu sendiri, dapat diartikan sebagai berikut :
- Sadarilah dengan sungguh-sungguh situasimu
- Untung malang tergantung pada ketenanganmu
- Rasa takut dan panik harus dikuasai
- Vakum/kekosongan melanda, harus segera diisi olehmu
- Ingat di mana kita berada
- Viva/hidup, hargailah olehmu
- Adat istiadat setempat patut diikuti, selama tidak melanggar aturan agamamu
- Latihlah diri dan belajarlah selalu
Ada empat faktor pengetahuan utama dalam
survival, yaitu
perlindungan,
makanan,
air, dan
api.
Keempat faktor tersebut kita butuhkan untuk melindungi diri dari panas,
hujan, angin, dan dingin (dingin dan kebasahan dalam jangka waktu lama
dan dengan intensitas yang tinggi sudah cukup untuk membunuh kita).
Sebagai manusia yang sering melakukan penjelajahan atau perjalanan di
alam terbuka, kemungkinan untuk mengalami situasi yang sulit dan buruk
sangatlah tinggi. Jika sudah berada dalam situasi demikian, maka nyawa
pun menjadi taruhannya. Lalu langkah apa yang sebaiknya dilakukan untuk
dapat bertahan hidup? Yang utama adalah langkah tersebut harus sejalan
dengan
akal sehat (nalar). Ada beberapa patokan umum untuk bertindak, diantaranya adalah
berpikir,
merencanakan,
memperhitungkan,
mengevaluasi, dan
bertindak dengan keakraban atau berusaha berperan sebagai konservasionis. Petunjuk biologi praktis dalam kondisi
survival diantaranya mencakup :
Arah bertiupnya angin merupakan salah satu pertimbangan untuk menentukan posisi
biovac (tenda
darurat) dan perapian. Dengan melihat tajuk pohon atau pola dari sarang
laba-laba, kita dapat melihat dari mana arah angin datang.
Dalam
keadaan tertentu di mana kita tidak dilengkapi alat petunjuk arah mata
angin, keadaan di sekeliling kita akan dapat membantu menggantikannya.
Perbedaan kelebatan kanopi pohon, keberadaan jenis lumut tertentu, arah
bunga famili Asteraceae, atau pucuk tumbuhan pandan dapat menunjukkan
arah mata angin.
Aktivitas
pada hewan dapat menjadi suatu pertanda, apakah hari akan hujan atau
tidak, waktu kedatangan hujan tersebut, dan lain sebagainya. Beberapa
jenis serangga tertentu seperti semut yang bersembunyi atau berpindah ke
tempat yang tidak seperti biasanya merupakan pertanda bahwa akan ada
perubahan lingkungan, yaitu hari akan hujan lebat atau ada peristiwa
gempa bumi. Ayam hutan yang berkokok pada pagi hari biasanya menandakan
jam 4-5 pagi. Suara tonggeret menandakan akan datangnya musim kemarau,
dan sebagainya.
- Indikator Daerah Berair dan Cara Mendapatkan Air
Beberapa jenis tumbuhan seperti pacar air,
Elastotema, dan
begonia dapat
menunjukkan bahwa daerah atau area tempat tumbuhnya banyak mengandung
air. Pada ruas terbawah bambu, biasanya berisi air tawar yang dapat
langsung diminum. Akar gantung atau tumbuhan liana biasanya mengandung
banyak air (ada yang berkhasiat untuk obat mata). Sungai di mana
terdapat cacing
Planaria sp. menunjukkan bhawa air sungai tersebut bersih dan tak tercemar, sebaliknya bila terdapat cacing
Tubivex sp. maka pertanda air di daerah itu sudah tercemar
Gunung
berapi sering mengeluarkan gas beracun yang dapat membunuh manusia,
tumbuhan, dan hewan. Mengetahui secara dini bahwa suatu kawasan termasuk
gunung berapi atau tidak merupakan informasi yang penting untuk
tindakan prefentif demi keselamatan diri. Tumbuhan jenis
Vaccinum dan
Edelweiss dapat menunjukkan bahwa daerah tersebut adalah kawasan gunung berapi.
Biovac atau
shelter adalah tempat berlindung. Pendirian
biovac diusahakan sesederhana mungkin, namun dapat memberi suasana senyaman mungkin. Tiang
biovac
sebaiknya dibuat dari tumbuhan yang masih hidup (tanpa merusak), hal
ini mengurangi pemborosan tenaga. Atap dan dinding gunakan daun yang
lebat, tebal, berurat banyak, dan tidak cepat layu (daya tahan lama). Di
samping itu, jumlah populasi tumbuhan yang diambil sebaiknya cukup
banyak sehingga dapat terjaga kelangsungan spesiesnya.
dalam
menggunakan kayu bakar, diharapkan kita tidak atau jangan sekali-kali
memotong tumbuhan yang masih hidup, terutama pada tumbuhan tinggi.
Sebab, kita tidak mengetahui bahwa mungkin bagian dari tumbuhan tersebut
merupakan jalur atau lintasan binatang-binatang tertentu (aktivitas
hidupnya tergantung pada lintasan tersebut). Untuk menggunakan kayu
bakar, kita bisa mencari kayu-kayu lapuk yang sudah kering,
ranting-ranting yang berjatuhan, dan sebagian seresah-seresah tumbuhan
sekitarnya.
Pada
dasarnya tumbuhan membangun tubuhnya dari karbohidrat atau
derivat-derivatnya yang merupakan hasil dari fotosintesis atau
kemosintesis. Dengan demikian, semua tumbuhan dapat dimakan, kecuali
pada beberapa jenis tumbuhan yang mempunyai sistem pertahanan diri
seperti adanya duri, zat kersik senyawa kimia yang bersifat racun, dan
sebagainya. Usahakan menghindari tumbuhan yang mempunyai ciri antara
lain mempunyai warna organ mencolok, bergetah putih atau seperti
gelatin, berbulu kasar, berkersik, atau mempunyai bau aroma tertentu.
Ketentuan tadi tidak berlaku apabila tumbuhan tersebut kita kenal dan
kita merasa yakin bahwa nantinya tidak akan membawa akibat fatal.
Dalam
keadaan tertentu di mana kita tidak mempunyai atau kehabisan
obat-obatan, kita masih dapat memanfaatkan tumbuhan sebagai obat
tradisional. Obat yang diperlukan sebetulnya banyak sekali di alam,
hanya saja kita tidak mengetahuinya. Tetapi untuk mengobati luka atau
sakit yang cukup ringan, dapat saya kemukakan sebagai berikut : Obat
untuk luka ringan seperti luka goresan antara lain getah pisang,
Ageratum haustonianum pada gambar di atas
, Brugmansia soaveolens, dan Urena lobata. Obat reumatik yaitu sembung hutan, daun duduk, jarak, gambir hutan, dan lain-lain
. Obat asma yaitu air rebusan
kecubung
gunung. Obat penawar gigitan serangga yaitu pulutan, sirih, dan
lain-lain. Obat penyakit kulit yaitu daun kaki kuda, jenis-jenis
Zingiberaceae seperti
lanja. Obat penawar pulus yaitu pacing atau getah pisang Obat borok
atau bisul yaitu tumbuhan buta-buta dan masih banyak lagi jenis-jenis
obat tradisional lainnya.
Dalam
petunjuk biologi praktis, pengetahuan tumbuhan yang cukup penting
terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu tumbuhan beracun, tumbuhan
narkotik, dan tumbuhan berbahaya. Beberapa contoh tumbuhan beracun
diantaranya bakung lau (
Crinum asiaticum)
, Alamanda
cathartica, Mirabilis jalapa, Nerium oleander, Xanthosoma speciosa,
Lantana camara, Passiflora foetida, Dioscorea alata, dan masih banyak lagi. Tumbuhan yang termasuk dalam kategori tumbuhan narkotik diantaranya kaliandra, nusa indah,
Brugmansia soaveolens, Datura metel, Erytroxylon coca, Myristica fragrans, Canabis sativa, Gnetum gnemon, dan masih banyak lagi jenis-jenis lainnya. Sedangkan beberapa jenis tumbuhan yang berbahaya diantaranya adalah renghas (
Gluta renghas)
, Laportea stimulans, Urtica sp.,
Exoecaria agalocha,
Mucuna sp.,
Cerbera odollan, dan masih banyak lagi.
Pengetahuan hewan yang terdapat di alam terutama adalah jenis-jenis
hewan yang dapat mengancam atau mengganggu aktivitas kita di lapangan.
Beberapa jenis hewan tersebut diantaranya berasal dari kelas reptil
(terutama ular dan buaya), kelas mamalia besar seperti harimau, macan,
beruang, dan babi hutan, serta dari hewan yang berukuran kecil seperti
lintah, pacet, agas, kutu babi, lalat tabanus, berbagai jenis nyamuk,
kalajengking, laba-laba, lebah/tawon, ulat artona, bulu babi, ikan lepu,
siput laut, kepiting, ubur-ubur, cacing laut, dan masih banyak
jenis-jenis lainnya.
0 komentar:
Post a Comment