CARA
MEMBUAT API merupakan salah satu teknik hidup di alam bebas yang sangat
penting terutama dalam kondisi survival. Banyak manfaat yang bisa
diperoleh dari membuat perapian; memasak, menghangatkan badan serta
menjauhkan kita dari binatang. Perapian juga memberikan suatu efek
psikologi yang besar. Kita akan merasa tenang dan nyaman jika berada di
dekatnya.
Semakin besar perapian, pengawasannya juga
harus lebih ketat karena kemungkinan terjadi kebakaran menjadi semakin
besar juga. Selain itu kita, dituntut untuk sebijaksana mungkin memilih
bahan-bahan kayu yang diperlukan.
Namun, terlebih dulu kita harus kembali mengingat tiga unsur penting
dalam membuat suatu perapian, yaitu panas, bahan bakar dan udara.
Setelah ketiga hal ini terpenuhi maka unsur penyusunan bahan bakar
perapian menjadi hal yang sangat penting.
Selalu persiapkan terlebih dahulu bahan bakar yang cukup. Pisahkanlah
bahan ini berdasarkan ukurannya. Pisahkan ranting-ranting kecil dengan
ranting yang agak besar dan batang kayu yang besar. Jika kayunya agak
lembab ataupun basah, sisiklah terlebih dahulu bagian yang basah atau
bisa juga dengan membuat cacahan-cacahan pada batangnya sehingga
menyerupai bunga-bunga kayu.
Urutan kerja cara membuat api adalah sebagai berikut;
a. Siapkan bahan bakar yang cukup, ambilah sebatang kayu yang berukuran sedang sebagai tumpuan bawah (Gambar 1a).
b. Lalu dapat dipalangkan dua buah kayu yang juga berukuran sedang
(Gambar 1b). Jangan sampai jarak antara tanah dengan kayu kedua terlalu
tinggi sehingga menyulitkan panas api (pembakaran) sampai ke atas. Hal
ini akan mengakibatkan kayu yang diatas sulit terbakar dan menjadi bara
sedangkan kayu yang telah menjadi bara dibawah akan cepat habis jika
tidak diberi “umpan” lagi.
c. Susun lagi ranting-ranting kecil dengan memalangkannya di atas
kedua kayu yang dibuat diatas (Gambar 1c). Pastikan ranting-ranting ini
tidak mudah terjatuh/menggelincir ke bawah. Oleh karena itu usahakan
kedua palang kayu tersebut tidak terlalu miring.
d. Susunlah ranting-ranting yang paling kecil sehingga api yang
muncul dapat dengan mudah membakar ranting tersebut. Jangan menumpuk
ranting secara berlebihan (Gambar 1d).
e. Nyalakan api dengan bantuan korek, atau pemantik (dalam bahasan
ini memang kita tidak akan membicarakan bagaimana membuat api dengan
metoda-metoda yang ada tapi lebih mengarah pada pembuatan perapian) di
bagian paling dasar. Gunakan bantuan daun-daun kering atau plastik
sampah.
f. Jika api sudah menjilat ranting-ranting yang paling kecil,
tetap lakukan perautan kayu menjadi bagian-bagian yang kecil dan
digunakan sebagai umpan. Usahakan agar lidah api membakar ranting atau
daun kering untuk memperbesar nyala api.
g. Apabila ranting terlalu ke sisi (sehingga tidak terbakar), pindahkanlah ke bagian yang “terjilat”oleh lidah api.
h. Terus tumpuk ranting-ranting kayu sambil tetap memberi lubang sebagai sirkulasi udara
i. Perhatikan jarak antara sumber api dengan ranting/kayu yang
dibakarnya. Jangan terlalu jauh dan juga jangan sangat berdekatan.
Setelah nyala api cukup stabil dan terdapat bara yang cukup banyak,
letakan kayu-kayu yang lebih besar sebagai umpan. Susunlah kayu tersebut
secara beraturan. Usahakan tetap memberi umpan-umpan kecil di
lubang-lubang yang terbuka sehingga bara terus dihasilkan.
Kelebihan cara ini adalah mudah untuk membuatnya. Persiapkan bahan
secukupnya. Dalam kondisi survival, perapian seperti ini akan membantu
karena digunakan untuk keperluan tertentu saja dan tidak lama. Untuk
memadamkannya juga tidak terlalu sulit.
Kekurangan sistem ini adalah rentan terhadap hujan sehingga kita
harus memberikan perlindungan khusus. Jika nyala api belum stabil
kondisinya akan lebih buruk lagi. Perapian tidak akan selesai karena
umpan kayu dan rantingnya menjadi basah.
Saturday, March 2, 2013
CARA MEMBUAT API
Posted by Unknown on 1:56 AM
0 komentar:
Post a Comment