Salam! Setelah cukup lama absen dari blog ini karena
kesibukan mengajar self defense/ self protection classes & courses, kantor
dan urusan rumah tangga; Alhamdullilah saya bisa menulis kembali dengan
informasi yang mudah-mudahan bermanfaat dalam latihan seni bela diri dan
perspektif pertahanan diri anda.
Judul posting kali ini sengaja
saya ambil dari judul satu thread yang menjadi topik diskusi yang ramai di
salah satu forum terbesar di Indonesia yaitu kaskus.us. Sengaja saya “pinjam”
atau kutip judul tersebut karena setelah saya pikir matang, judul tersebut
“pas” dengan beberapa hal yang akan saya bahas disini.
Satu hal yang saya coba sampaikan disini adalah dalam menghadapi skenario kriminal, jawabannya tidak semudah: melawan atau menyerah karena tanpa mengetahui apa sebenernya aksi kriminal dan siapa di belakang itu, jenis respons yang salah; justru meningkatkan eskalasi aktifitas kriminal yang tidak perlu terjadi.
Perlu anda ketahui bahwa mindset
seorang kriminal bukanlah mindset seorang petarung, dalam arti kriminal
tersebut tidak berniat untuk adu fisik, adu jotos ataupun adu teknik dengan
anda. Hal ini tentu masuk akal karena aksi perampokan, atau kejahatan apapun
adalah pelanggaran hukum dan sebagai masyarakat dengan kultur sosial; Indonesia
memiliki hukum formal negara dan hukum non-formal masyarakat (massa) sehingga
aksi tersebut harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Lebih lama
aksi kriminal tersebut lebih tinggi resiko tertangkap atau di serang oleh
masyarakat setempat, jadi aksi kriminal harus singkat, jelas dan aman untuk
dieksekusi.
Secara singkat inilah beberapa
fakta singkat mengenai aksi kriminalitas:
- Aksi kriminal kerap dilakukan
oleh grup dengan jumlah rata-rata antara 3 – 5 orang
- Aksi kriminal identik dengan
senjata tajam, tumpul atau senjata api
- Aksi kriminal secara stastistik berawal dan selesai rata-rata antara 30 detik
sampai 1 menit (Kecuali untuk perampokan bernilai tinggi atau keamanan tinggi
karena level of control yang harus di eksekusi lebih sulit, sehingga durasi
waktu sedikit lebih lama)
- Secara karakter, pribadi yang melakukan aksi kriminal adalah pribadi yang
self centered pada pemenuhan keinginan ybs. dengan menggunakan cara apapun
untuk mencapai tujuan nya. Sehingga pribadi tersebut adalah pribadi yang anti
sosial dan pada beberapa kasus pribadi yang sociopath yang tidak memiliki rasa
kasihan atau kemanusiaan karena lagi-lagi yang penting adalah pemenuhan hasrat,
atau keinginan sentris kriminal tersebut.
Dengan mempertimbangkan poin-poin di atas cukup jelas bahwa sparring atau
fighting dalam konteks kejadian atau skenario kriminal bukanlah approach yang
tepat. Lantas apakah saya mengusulkan anda menyerah dan pasrah? Bukan, bukan,
bukan itu ... tapi yang saya coba garis bawahi disini adalah setiap kasus
walaupun unik dengan dinamika kekerasan yang tersendiri, umumnya kasus atau
kejadian kriminal itu mempunyai elemen-elemen yang konstan.
Sehingga dengan mengetahui, dan
mengenal elemen-elemen aksi kriminal tersebut kita bisa meng adjust respons,
strategi dan pilihan taktis yang tepat, ingatlah kata Paman Sun Tzu bahwa;
panglima perang yang terbaik adalah mereka yang mengerti kekuatan diri,
kekuatan lawan dan to win without fighting. Murid saya pernah berkata: ”Ngga
mungkin coach!, mana ada battle yang dimenangkan tanpa fighting” ...
jawabannya: ”Ada!!” dalam sejarah combat adapun beberapa kisah heroik
pertempuran yang dimenangkan tanpa perlu mengorbankan jiwa atau melepas pedang
dari sarung atau menembakkan senjata, bahkan kejadian nya baru jelang satu
tahun lalu dan masih ”fresh!” yaitu pembebasan sandera FARC di Kolombia, yang merupakan
misi penyelamatan brilian yang diakui oleh ahli strategi dan militer di hampir
seluruh dunia.
Ok kembali ke topik, inilah
elemen-elemen yang present dalam aksi atau untuk melakukan aksi kriminal:
- Surprise: Elemen kejut
- Fear: Memanipulasi atau meningkatkan rasa takut
yang ada pada seseorang melalui ancaman, senjata, atau massa (keroyokan) untuk
mendapatkan apa yang di inginkan
- Shock: Memanfaatkan rasa shock korban untuk secara mental tap out terhadap
keinginan kriminal
- Violence: Menggunakan bahasa atau gerakan fisik kekerasan untuk mendapatkan
apa yang di inginkan
- Unwary victim: Memilih target atau korban yang secara spesifik lengah, misal:
Berbicara di HP sambil jalan
- Control: Mengeliminasi kemampuan anda untuk membuat keputusan dengan memberi
satu atau dua pilihan; misal: ”Eh uang lo sini atau gue tusuk”
- Know How: Pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan aksi kriminal tersebut,
sayangnya residivis yang langganan keluar masuk Lembaga Pemasyarakatan justru
bertambah ”ilmunya” setiap kali dia keluar LP karena saat keluar dia bisa
mencoba teknik baru yang direkomendasikan teman di LP tersebut atau malah
mencoba teknik baru untuk nanti di sharing di kemudian hari seandainya dia
kembali ke LP tersebut. Kasus seperti ini juga terjadi di Amerika dimana
seorang teman yang pernah menjadi sipir di penjara Texas menemukan kasus yang
sama.
Lantas bagaimana dengan anda? Elemen apa saja yang bisa anda gunakan untuk meng
counter aksi kriminal tersebut? Aspek fisik seperti fighting sebenarnya ada!
Tapi seperti yang akan saya bahas aspek tersebut bukan pilar pertama ataupun
kedua.
Mari kita simak:
Awareness: Ini memang sederhana
sekali, tapi percaya atau tidak di zaman modern yang penuh dengan jadwal
meeting dan aktifitas-aktifitas lain aspek ”Waspada” kadang mudah terlupa.
Seperti yang saya sharing ke murid-murid Self Defense class saya, saya
mengibaratkannnya sebagai otot yang juga perlu dilatih agar menjadi reaksi
natural.
Knowledge: Knowing the signals that lead to a crime,
intinya saat anda sudah mengetahui pola-pola dan sinyal bahasa tubuh yang
menandakan adanya kemungkinan aksi kriminal, anda bisa menghindar atau
meminimalisir kerusakan atau damage control.
Intelligence: Intelijensia disini adalah intelijensia untuk bisa berpikir di bawah tekanan dan intelijensia berkomunikasi saat di bawah tekanan. Kekerasan adalah bahasa yang sangat ekstrim tapi ketahuilah di belakang setiap kata-kata makian, kata-kata ancaman ada pesan yang ingin disampaikan; dan bila anda bisa mengerti apa pesan tersebut dinamika proses pun bisa kita kendalikan.
Self Worth: Pribadi yang terlihat lemah, kurang asertif, tidak waspada, dan lugu adalah tipe-tipe yang sering menjadi incaran para pelaku kriminal karena sebagai ”target” pertahanan psikis dan mental mereka lebih mudah.
Defensive Violence: Dalam skenario kekerasan yang
ekstrim, kekerasan tidak bisa di manage dengan metode biasa apakah melalui
komunikasi, de-eskalasi dan lain-lain. Sebagai bahasa dan tindakan yang primal
dan agresif, bahasa yang digunakan untuk bisa sejajar dengan kondisi ini adalah
menggunakan kekerasan strategis atau istilah yang saya pakai defensive violence
to neutralize violence. In short: (At extreme conditions) Violence beats
violence
Defensive Weapons: Senjata apapun yang anda miliki, dan anda kuasai mempunyai tempat, ruang, dan fungsi yang unik atau spesifik. Dan lebih penting lagi senjata tersebut hanyalah additional tools dalam proses pertahanan diri anda, dan tidak lupa juga aspek latihan, aksesibilitas senjata, pemilihan target yang perlu di pertimbangkan juga
Summary/ Ringkasan
Penjahat atau kriminal tidak mempunyai maksud untuk bertarung dengan anda.
Elemen tertangkap oleh instansi
penegak hukum atau dihakimi massa (dikejar, dipukul dll.) terlalu tinggi jika
pelaku kriminal tersebut harus adu jotos dengan anda selama lebih dari 1 menit.
Ingatlah bahwa aksi kejahatan yang
mereka lancarkan mempunyai tujuan dan di kebanyakan kasus kriminalitas; tujuan
tersebut adalah tujuan penguasaan atau pengambilan materi.
Di sebagian besar kasus dimana
tujuan utama perampokan berubah menjadi pembunuhan adalah karena adanya eskalasi
kekerasan yang mengubah dinamika dari perampokan biasa menjadi pembunuhan,
kecuali kasus pembunuhan berencana but in general most robberies are motivated
by the possession of property in which homicide robberies are the result of a
robbery gone bad.
Karena aksi kriminal adalah satu
proses, kemampuan anda untuk mengidentifikasi elemen yang dimiliki oleh pelaku
kriminal dan elemen yang anda miliki untuk meng counter kriminal adalah dua
faktor yang semakin lengkap pemahaman dan penguasaan anda terhadap
faktor-faktor tersebut bisa meminimalisir aksi kejahatan tanpa mengeluarkan
satu jurus.
Keep training! And train hard,
karena seni bela diri mempunyai fungsi dan tempat khusus dalam proses kontra
kriminal tapi ingatlah bahwa sebelum masuk ke tahap itu anda sudah mengerti
betul dinamika aksi kriminal dan segala resiko yang anda pikul ketika anda
”melawan balik”.
Semoga bermanfaat and stay safe always..
0 komentar:
Post a Comment