English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Saturday, July 21, 2012

Melawan atau Menyerah?

Posted by Unknown on 1:57 AM

Salam! Setelah cukup lama absen dari blog ini karena kesibukan mengajar self defense/ self protection classes & courses, kantor dan urusan rumah tangga; Alhamdullilah saya bisa menulis kembali dengan informasi yang mudah-mudahan bermanfaat dalam latihan seni bela diri dan perspektif pertahanan diri anda. 



Judul posting kali ini sengaja saya ambil dari judul satu thread yang menjadi topik diskusi yang ramai di salah satu forum terbesar di Indonesia yaitu kaskus.us. Sengaja saya “pinjam” atau kutip judul tersebut karena setelah saya pikir matang, judul tersebut “pas” dengan beberapa hal yang akan saya bahas disini.

Satu hal yang saya coba sampaikan disini adalah dalam menghadapi skenario kriminal, jawabannya tidak semudah: melawan atau menyerah karena tanpa mengetahui apa sebenernya aksi kriminal dan siapa di belakang itu, jenis respons yang salah; justru meningkatkan eskalasi aktifitas kriminal yang tidak perlu terjadi.


 
 
Perlu anda ketahui bahwa mindset seorang kriminal bukanlah mindset seorang petarung, dalam arti kriminal tersebut tidak berniat untuk adu fisik, adu jotos ataupun adu teknik dengan anda. Hal ini tentu masuk akal karena aksi perampokan, atau kejahatan apapun adalah pelanggaran hukum dan sebagai masyarakat dengan kultur sosial; Indonesia memiliki hukum formal negara dan hukum non-formal masyarakat (massa) sehingga aksi tersebut harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Lebih lama aksi kriminal tersebut lebih tinggi resiko tertangkap atau di serang oleh masyarakat setempat, jadi aksi kriminal harus singkat, jelas dan aman untuk dieksekusi.


Secara singkat inilah beberapa fakta singkat mengenai aksi kriminalitas:
- Aksi kriminal kerap dilakukan oleh grup dengan jumlah rata-rata antara 3 – 5 orang
- Aksi kriminal identik dengan senjata tajam, tumpul atau senjata api
- Aksi kriminal secara stastistik berawal dan selesai rata-rata antara 30 detik sampai 1 menit (Kecuali untuk perampokan bernilai tinggi atau keamanan tinggi karena level of control yang harus di eksekusi lebih sulit, sehingga durasi waktu sedikit lebih lama)
- Secara karakter, pribadi yang melakukan aksi kriminal adalah pribadi yang self centered pada pemenuhan keinginan ybs. dengan menggunakan cara apapun untuk mencapai tujuan nya. Sehingga pribadi tersebut adalah pribadi yang anti sosial dan pada beberapa kasus pribadi yang sociopath yang tidak memiliki rasa kasihan atau kemanusiaan karena lagi-lagi yang penting adalah pemenuhan hasrat, atau keinginan sentris kriminal tersebut.

 
Dengan mempertimbangkan poin-poin di atas cukup jelas bahwa sparring atau fighting dalam konteks kejadian atau skenario kriminal bukanlah approach yang tepat. Lantas apakah saya mengusulkan anda menyerah dan pasrah? Bukan, bukan, bukan itu ... tapi yang saya coba garis bawahi disini adalah setiap kasus walaupun unik dengan dinamika kekerasan yang tersendiri, umumnya kasus atau kejadian kriminal itu mempunyai elemen-elemen yang konstan.


Sehingga dengan mengetahui, dan mengenal elemen-elemen aksi kriminal tersebut kita bisa meng adjust respons, strategi dan pilihan taktis yang tepat, ingatlah kata Paman Sun Tzu bahwa; panglima perang yang terbaik adalah mereka yang mengerti kekuatan diri, kekuatan lawan dan to win without fighting. Murid saya pernah berkata: ”Ngga mungkin coach!, mana ada battle yang dimenangkan tanpa fighting” ... jawabannya: ”Ada!!” dalam sejarah combat adapun beberapa kisah heroik pertempuran yang dimenangkan tanpa perlu mengorbankan jiwa atau melepas pedang dari sarung atau menembakkan senjata, bahkan kejadian nya baru jelang satu tahun lalu dan masih ”fresh!” yaitu pembebasan sandera FARC di Kolombia, yang merupakan misi penyelamatan brilian yang diakui oleh ahli strategi dan militer di hampir seluruh dunia.



Ok kembali ke topik, inilah elemen-elemen yang present dalam aksi atau untuk melakukan aksi kriminal:

- Surprise: Elemen kejut
- Fear: Memanipulasi atau meningkatkan rasa takut yang ada pada seseorang melalui ancaman, senjata, atau massa (keroyokan) untuk mendapatkan apa yang di inginkan
- Shock: Memanfaatkan rasa shock korban untuk secara mental tap out terhadap keinginan kriminal
- Violence: Menggunakan bahasa atau gerakan fisik kekerasan untuk mendapatkan apa yang di inginkan
- Unwary victim: Memilih target atau korban yang secara spesifik lengah, misal: Berbicara di HP sambil jalan
- Control: Mengeliminasi kemampuan anda untuk membuat keputusan dengan memberi satu atau dua pilihan; misal: ”Eh uang lo sini atau gue tusuk”
- Know How: Pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan aksi kriminal tersebut, sayangnya residivis yang langganan keluar masuk Lembaga Pemasyarakatan justru bertambah ”ilmunya” setiap kali dia keluar LP karena saat keluar dia bisa mencoba teknik baru yang direkomendasikan teman di LP tersebut atau malah mencoba teknik baru untuk nanti di sharing di kemudian hari seandainya dia kembali ke LP tersebut. Kasus seperti ini juga terjadi di Amerika dimana seorang teman yang pernah menjadi sipir di penjara Texas menemukan kasus yang sama.

 

Lantas bagaimana dengan anda? Elemen apa saja yang bisa anda gunakan untuk meng counter aksi kriminal tersebut? Aspek fisik seperti fighting sebenarnya ada! Tapi seperti yang akan saya bahas aspek tersebut bukan pilar pertama ataupun kedua.
Mari kita simak:

Awareness: Ini memang sederhana sekali, tapi percaya atau tidak di zaman modern yang penuh dengan jadwal meeting dan aktifitas-aktifitas lain aspek ”Waspada” kadang mudah terlupa. Seperti yang saya sharing ke murid-murid Self Defense class saya, saya mengibaratkannnya sebagai otot yang juga perlu dilatih agar menjadi reaksi natural.

Knowledge: Knowing the signals that lead to a crime, intinya saat anda sudah mengetahui pola-pola dan sinyal bahasa tubuh yang menandakan adanya kemungkinan aksi kriminal, anda bisa menghindar atau meminimalisir kerusakan atau damage control.

Intelligence: Intelijensia disini adalah intelijensia untuk bisa berpikir di bawah tekanan dan intelijensia berkomunikasi saat di bawah tekanan. Kekerasan adalah bahasa yang sangat ekstrim tapi ketahuilah di belakang setiap kata-kata makian, kata-kata ancaman ada pesan yang ingin disampaikan; dan bila anda bisa mengerti apa pesan tersebut dinamika proses pun bisa kita kendalikan.

Self Worth: Pribadi yang terlihat lemah, kurang asertif, tidak waspada, dan lugu adalah tipe-tipe yang sering menjadi incaran para pelaku kriminal karena sebagai ”target” pertahanan psikis dan mental mereka lebih mudah.
Defensive Violence: Dalam skenario kekerasan yang ekstrim, kekerasan tidak bisa di manage dengan metode biasa apakah melalui komunikasi, de-eskalasi dan lain-lain. Sebagai bahasa dan tindakan yang primal dan agresif, bahasa yang digunakan untuk bisa sejajar dengan kondisi ini adalah menggunakan kekerasan strategis atau istilah yang saya pakai defensive violence to neutralize violence. In short: (At extreme conditions) Violence beats violence

Defensive Weapons: Senjata apapun yang anda miliki, dan anda kuasai mempunyai tempat, ruang, dan fungsi yang unik atau spesifik. Dan lebih penting lagi senjata tersebut hanyalah additional tools dalam proses pertahanan diri anda, dan tidak lupa juga aspek latihan, aksesibilitas senjata, pemilihan target yang perlu di pertimbangkan juga





Summary/ Ringkasan

Penjahat atau kriminal tidak mempunyai maksud untuk bertarung dengan anda.

Elemen tertangkap oleh instansi penegak hukum atau dihakimi massa (dikejar, dipukul dll.) terlalu tinggi jika pelaku kriminal tersebut harus adu jotos dengan anda selama lebih dari 1 menit.

Ingatlah bahwa aksi kejahatan yang mereka lancarkan mempunyai tujuan dan di kebanyakan kasus kriminalitas; tujuan tersebut adalah tujuan penguasaan atau pengambilan materi.

Di sebagian besar kasus dimana tujuan utama perampokan berubah menjadi pembunuhan adalah karena adanya eskalasi kekerasan yang mengubah dinamika dari perampokan biasa menjadi pembunuhan, kecuali kasus pembunuhan berencana but in general most robberies are motivated by the possession of property in which homicide robberies are the result of a robbery gone bad.

Karena aksi kriminal adalah satu proses, kemampuan anda untuk mengidentifikasi elemen yang dimiliki oleh pelaku kriminal dan elemen yang anda miliki untuk meng counter kriminal adalah dua faktor yang semakin lengkap pemahaman dan penguasaan anda terhadap faktor-faktor tersebut bisa meminimalisir aksi kejahatan tanpa mengeluarkan satu jurus.


Keep training! And train hard, karena seni bela diri mempunyai fungsi dan tempat khusus dalam proses kontra kriminal tapi ingatlah bahwa sebelum masuk ke tahap itu anda sudah mengerti betul dinamika aksi kriminal dan segala resiko yang anda pikul ketika anda ”melawan balik”.
 

Semoga bermanfaat and stay safe always..

0 komentar:

Post a Comment

  • RSS
  • Deviantart
  • Instagram @ajoe354
  • Facebook Angga Joe
  • My Whatsapp
  • Github Ajoe354

Search Site

 
  • Your IP Addres

    IP